Sabtu, 18 Mei 2013

Cadas Tanios



Bayangkan jika anda berada di tahun 1830-an..bayangkan jika anda hidup disebuah desa dengan batu-batu cadas menjulang tinggi ada disekitar anda..dan bayangkan jika anda menjadi saksi sejarah seperti kisah yang terjadi dalam buku ini..
Sebuah kelahiran anak lelaki yang sangat dinanti oleh kedua orangtuanya..Tanios, dengan ibu; Lamia, wanita nan cantik jelita dan ayah; Gerios, kepala rumah tangga istana seorang Cheikh, penguasa desa Kfaryabda.
 Pada masa itu, masa ketika Tanios lahir dan akan mencatatkan namanya sebagai legenda dalam kisah ini, sistem pemerintahan Lebanon terdiri dari seorang Cheikh yang memimpin beberapa ratus keluarga, diatas Cheikh ada seorang Emir Montegne, diatas Emir ada Pachai Propinsi, di Tripoli, Damaskus, kemudian diatasnya lagi Saida atau Acre. Dan lebih tinggi lagi, jauh lebih tinggi, bertetangga dengan langit, ada Sultan di Istambul. Tetapi bagi warga Kfaryabda, tidak pernah melihat terlalu tinggi. Untuk mereka “Cheikh” sudah cukup tinggi.

Kelahiran Tanios..yang awalnya memberikan kebahagiaan bagi orangtuanya..berubah menjadi pergunjingan keseluruh desa, mengenai siapa sesungguhnya ayah kandungnya..mereka menduga bahwa Tanios bukan anak dari Gerios..tapi anak dari Cheikh mereka sendiri.. Cheikh Francis..?? hal ini menyebabkan rasa antipati masyarakat desa kecil itu terhadap Cheikh mereka..kisah ini menjadi hebat adalah karena kelapangan hati dari seorang pria..Gerios..yang tetap menyayangi Tanios..terlepas itu benar putra kandungnya atau bukan..sampai pada satu peristiwa, terbunuhnya seorang Pemimpin Gereja di sebuah hutan pinus..yang menyebabkan ayah dan putranya ini harus melarikan diri.

Ia adalah sebuah kisah historikal fiksi..yang dasar kisahnya pernah terjadi..menurut catatan yang ada dalam buku ini, pada abad ke-19, terjadi pembunuhan terhadap pemimpin gereja oleh seseorang yang bernama Aboukichk Maalouf..nama belakang yang sama dengan penulis buku ini.. Aboukichk Maalouf bersama dengan anaknya melarikan diri ke Cyprus dan dengan bantuan kaki tangan Emir, mereka berdua berhasil dibawa pulang ke negerinya dan dijatuhi hukuman mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar