Senin, 15 April 2013
Arus Balik: Sebuah Epos Pasca Kejayaan Nusantara di Awal Abad 16
Tuban..
Tuban sebuah kota kabupaten disebut Pramoedya untuk menggambarkan keadaan maritim negeri kita tercinta ini..Indonesia..bukan Sriwijaya..bukan Majapahit..tapi Tuban..sebuah kerajaan kecil..dan dari sinilah cerita kita mulai..
Wiranggaleng..seorang pemuda biasa..yang mencintai gadis penari..Idayu..harus terpelencat masuk ke tengah kekuasaan Adipati Tuban, Wilwatikta (keturunan Rannggalawe) adalah seorang yang disinyalir ikut terlibat dalam kejatuhan Majapahit..dan jabatan yang disandang Wiranggeleng menjadi syahbandar muda Tuban.
Tahun 1511 adalah sebuah tahun yang penting bagi maritim nusantara karena disekitar tahun tersebut Malaka yang dikenal sebagai salah satu bandar besar di Asia..jatuh ketangan Peranggi (orang-oranng Eropa; Prancis ,Portugis, dan lainnya) dan bagi Tuban ini adalah sebuah ancaman besar..lalu lintas perdagangan menjadi terputus karena kapal-kapal dagang yang akan berlabuh ke Tuban..tidak berani berhadapan dengan Portugis..
Beberapa tahun berselang setelah kejatuhan Malaka..Adipati Unus..anak Raden Fatah dari kerajaan Demak mencoba untuk merebut Malaka kembali. Dengan tanpa bantuan Tuban (karena Demak merampas Jepara yang merupakan wilayah kekuasaan Tuban)..Adipati Unus menyerang Malaka dibantu oleh kerajaan-kerajaan kecil dari Sumatera (pecahan kerajaan Samudera Pasai.. maaf lupa detailnya ;p )..tapi gagal..telak..! Pasukan mereka di tumpas oleh persenjataan Portugis yang lebih tangguh. Kekalahan kerajaan nusantara ini, diperparah dengan adanya konflik internal yang terjadi dalam dalam diri mereka sendiri..mereka masing-masing kerajaan ini..ingin menguasai Malaka hanya untuk kepentingan kerajaan mereka sendiri.
Sementara itu..Trenggono adik dari Adipati Unus juga berambisi merebut Malaka dan kota-kota pelabuhan di Jawa Termasuk juga Tuban didalamnya..Wiranggeleng yang kini menjadi senapati Tuban dikirim oleh sang Adipati untuk menyerang Malaka..padahal pada saat yang sama pasukan Trenggono tengah menyerang Tuban..pecah perang saudara..Trenggono melawan kakaknya sendiri Adipati Unus..dan ibu mereka..Ratu Aisah..ada dipihak kerajaan Tuban.
Senapati Wiranggaleng cepat-cepat kembali ke Tuban..dan berhasil menghalau serangan Demak..pasukan Demak terusir. ..Trenggono mati!! Sementara itu..Portugis telah berhasil membinasakan armada laut kerajaan nusantara termasuk Tuban didalamnya..armada Portugis telah berhasil menguasai perairan nusantara sebelah timur (Maluku) dan mulai masuk kewilayah Jawa dengan mendirikan benteng pertahanan..
Arus telah berbalik..kita bukan lagi tuan untuk tanah dan air kita sendiri..karena mereka (orang –orang Eropa) yang kinilah menguasainya.. babak baru kolonialisme dimulai dari sini..
Bagaimana dengan nasib Wiranggaleng..??
Ia bosan berperang..ia menyerah untuk menahan arus balik..ia memilih tidak untuk jadi raja..ia ingin kembali jadi penduduk biasa jadi petani..
(jujur aku baca novel ini lompat..lompat...skip..dan skip lagi.. di bagian-bagian yang kuanggap tidak penting..panjang..panjang sekali percakapan yang ada dalam buku ini..sungguh sebuah novel yang amat melelahkan..dan juga amat bernilai..terima kasih Pramoedya!!!)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar