Aku lari ke belakang,
cepet-cepet mandi. Masuk ke kamar,mengenakan pakaian kemarin. Semua
telah terkunci di dalam kopor atau lemari. Kotak kunci pun terkunci.
Anakkunci dibawa Prinses tak tahu lagi aku bagaimana kemunculanku.
Destar aku pasangkan sekenanya. Dan selopnya yang sebelah.. ah kau
selop, dimana pula kau bersembunyi? Mengapa pula kau ikut-ikutan
mengganggu aku? Rupa-rupanya anak anjing tetangga sebelah telah
menyembunyikannya, atau menggondolnya.
“Piaaaaah!”
“Selop! Mana selop!”
.............
Tak
dapat aku melangkah menuruni jenjang sambil berpaling padanya. Dia
mutiara yang tak pernah aku kenal selama ini. Prinses telah mendidiknya.
Tak aku sadari kakiku tak berselop.
Ini
adalah sebuah hari yang baru..Tahun 1900, STOVIA dan Ang San Mei, 3 hal
pembuka yang mewarnai jalan hidup Minke. Lewat Jejak Langkah, Max
Tullenaar alias Minke mulai mengkoordinir dalam; organisasi dan
jurnalistik sebagai bentuk usaha dari apa yang bisa dia berikan bagi
bangsanya.. sebuah bangsa yang bahkan belum memiliki nama.. semua hal
ini pasti ada kesulitan; organisasi pertama yang ia dirikan
beranggotakan para priyayi statis, tak punya gairah hidup, ingin
menghabiskan hidup dengan tenang dalam dinas Gubermen dan ‘Medan’ koran
Pribumi berbahasa Melayu pertama yang didirikannya, mendapat pengawasan
ketat dari Gubermen serta gangguan dari gerombolan De Knijpers, T.A.I, dan De Zweep
yang tak lain; Robert Suurhof, salah satu dalangnya. Kisah yang
semakin membuat ku terperosok pada zaman yang terjadi ketika itu;
tentang pekik hiroik yang diteriakkan para pejuang Aceh dan Bali,
tentang kisah gadis Jepara, dan lagi Minke dengan kisah cintanya; Bunga Akhir Abad, Ang San Mei..
dan Prinses Kasiruta.. Dua diantaranya sudah pergi
meninggalkannya..satu peristiwa diujung cerita memaksa Minke untuk
meninggalkan apa yang dimilikinya, Apakah Minke akan meninggalkan sang
Putri Maluku ini juga..??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar