Senin, 15 April 2013
The House of The Spirits (Tripartite #3)
Kisah Nivea dan Savero del Valle berlanjut.. seperti yang dikisahkan oleh Aurora del Valle (Potret Warna Sepia)mengenai mereka berdua. Bisa dibilang masih terhitung saudara sepupu, keduanya telah bertunangan sejak belia, kemudian Savero meninggalkan Chile dan jatuh cinta pada ibu dari Aurora, tapi pernikahan itu berumur singkat, Savero kembali lagi ke Chile dan siapa yang sangka, bukannya sakit hati, atas apa yang diperbuat Savero, Nivea malah dengan tangan terbuka bahkan hingga kecelakaan perang yang merenggut salah satu kaki Savero..Nivea bersedia untuk menikah dengannya.
Mulai dari sini kisah keluarga del Valle dimulai, cerita lebih berfokus pada 2 anak perempuan del Valle diantara 15 anak-anak mereka lainnya. Kisah yang pertama adalah tentang Rosa si jelita, Nivea pernah menyebutkan bahwa butuh melahirkan beberapa anak-anaknya (kakak-kakak Rosa) sebelum akhirnya melahirkan si cantik Rosa, bisa dikatakan Rosa-lah anak yang paling cantik dalam keluarga del Valle, kecantikan Rosa telah memikat hati seorang pemuda miskin, Esteban Troeba..dan demi Rosa pemuda itu niat berjuang mengumpulkan kekayaan, agar suatu saat nanti, ketika menikah dengan Rosa, ia dapat menghidupi Rosa dengan layak, sampai datang ramalan dari si putri bungsu del Valle..Clara. yang meramalkan akan datangnya kematian diantara keluarga del Valle, dan benar saja Rosa tanpa sengaja menenggak racun, yang sebenarnya ditunjukkan pada ayahnya..racun yang dipercaya dikirim oleh lawan politik Savero, sejak Rosa meninggal dunia, Clara mendadak bungkam, tidak mau berbicara, hal ini karena Clara, dengan memampuan istimewanya melihat kakaknya Rosa diperlakukan dengan tidak hormat, ketika otopsi yang dilakukan oleh jenazah si mendiang, Clara melihat dengan jelas “peristiwa itu”, Clara melihat arwah Rosa menangis, baru 9 tahun kemudian Clara akhirnya berbicara lagi ketika ia memutuskan untuk menikah.
"The Big House on the Corner"
Kira-kira 9 sampai sepuluh tahun kemudian, pasca kematian Rosa, Keadaan banyak berubah, terutama bagi pemuda miskin bekas kekasih Rosa..Esteban Troeba, kini ia adalah tuan tanah bagi para petani penggarap atas sejumlah bidang lahan yang dahulu ia dapat dari sisa-sisa warisan ayahnya, atas wasiat dari ibunya, yang menginginkannya untuk secepatnya menikah. Ia pun pergi ke keluarga del Valle, ingin meminang salah satu putri yang tersisa..Clara..singkat cerita mereka menikah dan memiliki anak; Blanca, putri pertama, Jaime dan Nicolas sepasang anak lelaki kembar. Siapa yang sangka, anak-anak Esteban Troeba ini hidup dengan pemikiran yang berbeda 180 derajat dari ayahnya yang konservatif, Jaime menjadi dokter dan menolong masyarakat miskin, Nicolas..aku bingung menjelaskan Nicolas ini karena sampai akhir kisah ini, ia digambarkan pergi keluar negeri.. ia semacam kaum hippie atau bisa dikatakan bohemian. Dan Blanca mirip-mirip dengan ibunya, Clara.. minus kemampuan cenayang, ia membantu anak-anak petani mengenal baca-tulis dan Blanca jatuh cinta pada anak mandor, Pedro Tersero Garsia, (kurasa Isabel Allende, terilhami dari sosok aktivis Victor Jara, karena penggambaran sosok Pedro Tersero dengan gitarnya, dan lagu-lagu revolusioner, itu sih cuma perkiraan ku.. )
Hasil hubungan panas mereka, lahirlah Alba..cucu kesayangan Esteban Troeba, yang mewarisi rambut bahari milik Rosa, dan nantinya.. Alba harus membayar apa yang diperbuat oleh kakeknya. Tapi itu nanti.. sebuah perbuatan biadab atas dasar balas dendam.. dari seseorang yang merasa dirinya ditolak.. Esteban Garsia.
kira-kira 100 halaman terakhir kusebut sebagai bagian “arus deras”, banyak peristiwa-peristiwa yang menimpa hidup keluarga Troeba ini, terutama peristiwa yang menimpa negeri mereka. Penggulingan paksa Presiden pada masa itu, dengan jalan tentara memaksa masuk istana, dan membakar habis istana. Kabar yang berhembus kemudian adalah Presiden mati bunuh diri, dan dimulailah babak baru..Negeri Chile dikuasai oleh rezim diktator.
9-11-73
11 September 1973, kudeta yang terinspirasi dari negeri kita, dan aku gak bangga karenanya..
Foto terakhir Sang Presiden dalam keadaan hidup.
Istana Kepresidenan yang terbakar.
Dibagian-bagian akhir cerita, Isabel Allende berusaha menggambarkan cerita ini, cerita yang secara tak langsung berbicara mengenai keluarganya sendiri (Isabel adalah keponakan Salvador Allende, Presiden yang digulingkan oleh Junta Militer), tentang apa yang ‘mungkin’ sebenarnya terjadi pada sang Presiden dan apa yang terjadi pada penyair kesayangannya..Pablo Neruda..bahwa kedua orang ini dibunuh..oleh rezim yang berkuasa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar